Bergabung dengan komunitas kami untuk terhubung dengan orang-orang di Bina Antarbudaya:

Kak Anies Baswedan

Kak Anies Baswedan adalah returni program AFS tahun 1987 ke Amerika Serikat, yang difasilitasi oleh BIna Antarbudaya.Beliau dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Masa kecil Kak Anis bersekolah Taman Kanak-Kanak Syuhada dan Sekolah Dasar Laboratori, Yogyakarta. Setelah lulus Sekolah Dasar, Kak Anies melanjutkans ke SMP Negeri 5 Yogyakarta dan dilanjutkan ke SMA Negeri 2 Yogyakarta. Semangat berorganisasi Kak Anies semakin terlihat saat duduk di bangku SMA, saat itu beliau terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS, bahkan pada sebuah acara pertemuan Pengurus OSIS Se-Indonesia tahun 1985, Kak Anies terpilih menjadi Ketua OSIS Se-Indonesia.

Kak Anies mendaftar melalui Bina Antarbudaya Chapter Yogyakarta, lalu kemudian terpilih untuk berangkat ke Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat selama 1 tahun. Pengalaman sebagai siswa program AFS diakui oleh Kak Anies banyak berpengaruh pada kehidupanya, wawasan menjadi global, dapat menerima keberagaman karena bertemu dengan begitu banyak orang dan belajar menjadi pribadi yang mandiri.

Salah satu ucapan yang populer dari Kak Anies tentang pengalaman menjadi siswa AFS adalah "Kita ditarik satu tahun ke belakang, untuk selanjutnya dilempar jauh ke depan". Ditarik satu tahun ke belakang bermakna, tinggal kelas selama satu tahun di Indonesia ternyata berdampak sangat positif bagi mereka yang mengikuti program AFS. So guys, tunggu apalagi ? ayo daftarkan dirimu sekarang juga dan bergabung bersama 3.500 alumni program AFS dari Indonesia yang difasilitasi oleh Bina Antarbudaya. (fer)

 

 

Bina Antarbudaya yang juga dikenal sebagai mitra

Relawan Bina Antarbudaya mengkontribusikan waktu, tenaga dan pengetahuan yang dimiliki, karena mereka…Bina Antarbudaya yang juga dikenal sebagai mitra utama AFS Intercultural Programs di Indonesia, merupakan organisasi berbasis relawan, dimana servis dan

Kak Taufiq Ismail

aufiq Ismail merupakan angkatan pertama AFS Indonesia bersama Maulani dan lima pelajar lain. Saat itu, rombongan wong ndeso ini harus menempuh perjalanan dengan kapal laut selama sebulan sebelum mendarat di Amerika.

Riana Mardila

“Disini saya bisa kenal dengan banyak orang, dan bisa belajar banyak hal dari volunteer lain”