Tentang Bina Antarbudaya

Program pertukaran pelajar AFS di Indonesia dimulai sejak tahun 1954 ketika 3 orang mahasiswa Indonesia, Wartomo Dwijoyuwono, Mohammad Diponegoro dan Ibrahim Kadir diundang oleh Pemerintah Amerika untuk menghadiri Youth Specialists Program selama 4,5 bulan di Nebraska. Selama program, Wartomo bertemu dengan beberapa pelajar dari berbagai negara di Eropa yang sedang mengikuti program AFS. Pertemuan ini menginspirasi Wartomo untuk mempromosikan dan menyertakan Indonesia dalam program AFS tersebut. Setelah kembali, Wartomo mulai merealisasikan visinya dan pada tahun 1956 Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan 7 orang siswa Indonesia untuk mengikuti program AFS di Amerika. Program ini terus berlanjut hingga sekarang.

Selama perjalanan yayasan ini, kami telah mengalami beberapa perubahan dalam pengelolaan organisasi, dimulai dari Yayasan Beasiswa Internasional atau International Scholarship Foundation yang diketuai oleh Wartomo dan Ibu Djuwari, kemudian lebih dikenal sebagai Ibu Wijaya, sampai ke saat-saat berikutnya ketika program ini dikelola oleh Indonesian AFS Returnees Association (IRA) sampai tahun 1985.

7 Pelajar Mengikuti Program di Amerika Serikat

Pada awalnya, Indonesia hanya mengirimkan tujuh pelajar, yaitu Sahnun Ahmad (Balikpapan), Solich Widodo (Solo), Amari Noor (Surabaya), Taufiq Ismail (Pekalongan), Anizar Noor (Jakarta), Zul Yasin (Jakarta), dan Zen Maulani (Banjarmasin). Angkatan pertama ini berangkat menggunakan kapal laut dan mengikuti program setahun di Amerika Serikat pada tahun 1956-1957. Setahun setelah mereka kembali, pada tahun 1958 terbentuklah Ikatan Returnees American Field Service International Scholarships (IRA), dengan ketua pertamanya Kak Taufiq Ismail. Program ini berjalan baik selama tujuh tahun. Namun, menimbang keadaan politik yang tidak menunjang saat itu, pada tahun 1963 Yayasan AFSIS Indonesia memutuskan untuk membekukan diri dan menghentikan kegiatan pertukaran pelajar AFS di Indonesia.

Menyadari pentingnya memiliki badan hukum dengan identitas nasional, yayasan bernama Yayasan Bina Antarbudaya atau The Indonesian Foundation for Intercultural Learning didirikan pada tanggal 2 Mei 1985 oleh Taufiq Ismail, Tanri Abeng, Irid Agoes, Kartono Mohamad dan Sophie Gunawan Satari. Pendirian yayasan ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, melambangkan posisi Bina Antarbudaya sebagai organisasi pendidikan yang bekerja untuk memperbaiki pengetahuan antar budaya yang makin diperlukan menghadapi interaksi global.
https://www.traditionrolex.com/48
Bina Antarbudaya didirikan dan tumbuh sebagai organisasi non- pemerintah, non-profit, berbasis relawan dan tidak berafiliasi dengan kelompok keagamaan, rasial, sosio- ekonomis atau politik apapun. Bina Antarbudaya merupakan mitra dari AFS Intercultural Programs di Indonesia. AFS Intercultural Programs adalah organisasi internasional yang juga berbasis relawan, non-pemerintah, non-profit yang memberikan kesempatan pembelajaran antar budaya untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan, keahlian dan pemahaman yang dibutuhkan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Pertukaran Pelajar
(Sending & Hosting)

ICL
(Intercultural Learning)

Volunteer
Development

TENTANG BINA ANTARBUDAYA

VISI

Pemimpin masa depan yang mengangkat harkat, martabat serta kesejahteraan bangsa Indonesia dan umat manusia

MISI

Mengabdi untuk mengangkat harkat, martabat serta kesejahteraan bangsa Indonesia dan umat manusia.

80

Negara Partner

20

Chapter

Apa Yang Kami Kerjakan?

Bina Antarbudaya dikelola secara profesional oleh Kantor Nasional di Jakarta yang diketuai oleh Direktur Nasional, dibantu oleh staff yang kebanyakan para alumni program (returni).
1.250Relawan
1.800Siswa Asing
4.400Siswa Sending
PARTNER & SPONSOR

Bina Antarbudaya adalah organisasi non pemerintah, non profit berbasis relawan & merupakan mitra AFS Intercultural Program